div.TabView div.Tabs { height: 24px; overflow: hidden; } div.TabView div.Tabs a { float: left; display: block; width: 90px; /* Lebar Menu Utama Atas */ text-align: center; height: 24px; /* Tinggi Menu Utama Atas */ padding-top: 3px; vertical-align: middle; border: 1px solid #000; /* Warna border Menu Atas */ border-bottom-width: 0; text-decoration: none; font-family: "Times New Roman", Serif; /* Font Menu Utama Atas */ font-weight: 900; color: #000; /* Warna Font Menu Utama Atas */ } div.TabView div.Tabs a:hover, div.TabView div.Tabs a.Active { background-color: #FF9900; /* Warna background Menu Utama Atas */ } div.TabView div.Pages { clear: both; border: 1px solid #6E6E6E; /* Warna border Kotak Utama */ overflow: hidden; background-color: #FF9900; /* Warna background Kotak Utama */ } div.TabView div.Pages div.Page { height: 100%; padding: 0px; overflow: hidden; } div.TabView div.Pages div.Page div.Pad { padding: 3px 5px; }

Pendidikan

Kamis, 08 September 2011

Model Pembelajaran NHT

1.       Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together)
Menurut Trianto (2007: 62) “Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif struktur kelas tradisional”.  Suprijono (2009: 92) juga mengemukakan pendapatnya mengenai model Pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together), yaitu
Pembelajaran dengan menggunakan metode Numbered Head Together diawali dengan numbering (penomoran). Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap kelompok. Selanjutnya siswa dapat saling berdiskusi. Langkah terakhir yaitu guru memanggil peserta didik yang memiliki nomor yang sama dari tiap kelompok.

Anita Lie (2010: 59) berpendapat, bahwa NHT (Numbered Head Together) dikembangkan oleh Spencer Kagan. NHT memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu  juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan model pembelajaran yang dilaksanakan dengan pemberian nomor pada tiap siswa dalam suatu kelompok. Pembelajaran tersebut bertujuan mengaktifkan siswa serta membantu siswa untuk dapat berinteraksi dengan teman-temannya. Selain itu, siswa juga terdorong untuk berani mengemukakan pendapatnya kepada orang lain. 
Karakteristik NHT adalah guru menunjuk seorang siswa yang akan mewakili kelompoknya. Siswa dipanggil berdasarkan nomor yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam menunjuk siswa tersebut, guru tidak  memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok tersebut. Hal itu dimaksudkan agar semua siswa selalu siap dengan jawabannya dan merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.
Menurut Trianto (2007: 62-63) Fase dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT ada empat, yaitu:
Fase 1: Penomoran
Guru membagi siswa ke dalam kelompok beranggotakan 3-5 orang dan setiap anggota kelompok diberi nomor 1-5.


Fase 2: Mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya atau bentuk arahan.
Fase 3: Berpikir bersama,
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.
Fase 4: Menjawab
Guru memanggil siswa dengan nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. Setelah semua siswa sudah mendapat kesempatan untuk menjawab, guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru juga dapat memberi penghargaan bagi kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi. Selain itu, guru harus memberikan motivasi bagi kelompok kalah.
Kelebihan  NHT antara lain untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, memperdalam pamahaman siswa terhadap materi, menyenangkan, mengembangkan sikap positif, mengembangkan sikap kepemimpinan, mengembangkan rasa ingin tahu, meningkatkan rasa percaya diri, mengembangkan rasa saling memiliki, menghargai pendapat orang lain, serta mengembangkan keterampilan sosial siswa. Sedangkan, Kelemahannya terdapat pada pelaksanaan yang  membutuhkan banyak waktu. Selain itu, dalam persiapan juga harus diperlukan perencanaan yang matang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar