div.TabView div.Tabs { height: 24px; overflow: hidden; } div.TabView div.Tabs a { float: left; display: block; width: 90px; /* Lebar Menu Utama Atas */ text-align: center; height: 24px; /* Tinggi Menu Utama Atas */ padding-top: 3px; vertical-align: middle; border: 1px solid #000; /* Warna border Menu Atas */ border-bottom-width: 0; text-decoration: none; font-family: "Times New Roman", Serif; /* Font Menu Utama Atas */ font-weight: 900; color: #000; /* Warna Font Menu Utama Atas */ } div.TabView div.Tabs a:hover, div.TabView div.Tabs a.Active { background-color: #FF9900; /* Warna background Menu Utama Atas */ } div.TabView div.Pages { clear: both; border: 1px solid #6E6E6E; /* Warna border Kotak Utama */ overflow: hidden; background-color: #FF9900; /* Warna background Kotak Utama */ } div.TabView div.Pages div.Page { height: 100%; padding: 0px; overflow: hidden; } div.TabView div.Pages div.Page div.Pad { padding: 3px 5px; }

Pendidikan

Sabtu, 10 September 2011

Model Pembelajaran Think Phair and Shared

Model Pembelajaran Think Phair and Shared
Model pembelajaran Think Phair And Shared (berpikir, berpasang, berbagi) atau yang sering disebut TPS adalah  satu model pembelajaran kooperatif dimana siswa diajak berpikir/mendiskusikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran tertentu dengan pasangannya untuk kemudian dibagikan/diinformasikan dengan pasangan yang lain. Model pembelajaran ini pertama kali dikembangkan oleh Prof. Frank Lyman dkk pada tahun 1985 di universitas Maryland. Model Pembelajaran ini menuntut guru agar mampu merumuskan masalah yang sesuai dengan materi pembelajaran, dan tentunya berbeda antara 1 pasangan dengan pasangan lain. Atau setidaknya tidak terdapat lebih dari 2 pasang siswa yang mendapatkan pembahasan permasalahan yang sama.
Langkah-langkah Pembelajaran :
  1. Guru mempersiapkan materi dan kesesuaiannya dengan permasalahan yang akan diberikan pada siswa.
  2. Guru menyampaikan inti materi (tidak secara rinci) dan kompetensi yang ingin dicapai
  3. Siswa diminta untuk berfikir(Think) tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
  4. Siswa diminta berpasangan (Phair) dengan teman sebangkunya/pasangannya (1 kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
  5. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya, sehingga pasangan yang lain ikut mendengarkannya.
  6. Mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa
  7. Guru memberi kesimpulan
  8. Penutup
Kelebihan :
-          Menumbuhkan sikap kerjasama antar siswa
-          Membelajarkan siswa berpikir kritis tentang suatu masalah
-          Melatih siswa untuk menyampaikan ide/gagasan (public speaking)
-          Melatih siswa menyimpulkan suatu permasalahan.
Kekurangan :
-          Untuk tingkat SD, siswa belum bisa berfikir terlalu rinci. Sehingga permasalahan biasanya dikemas dalam bentuk pertanyaan.
-          Sulit mengkaitkan materi/permasalahan dengan kondisi/kemampuan pengetahuan awal siswa
-          Tidak semua materi dapat diajarkan dengan model ini
-          Memerlukan waktu yang lama
TIPS :
-          Persiapan yang matang, dari tahap perumusan masalah akan sangat menentukan keberhasilan model pembelajaran ini.
-          Awal pembelajaran biasanya diskusi pleno tidak berjalan lancar, kemampuan verbalisme siswa belum matang sehingga dia tidak mampu mengkomunikasikan apa yang ada dalam pikirannya, sehingga guru perlu menjadi pemimpin diskusi pleno yang dapat mengkontrol kemampuan siswa.
-          Pembelajaran secara berulang dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran, sehingga akan terjadi perbaikan dari waktu ke waktu untuk mensinergikan proses dengan hasil belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar